- Trump dan Putin Bertemu di Alaska Bahas Ukraina, Disambut Flyover Bomber B-2 dan Jet Tempur F-35
- Bupati Siak Akui Tunggakan Sewa Mobil Dinas Capai Rp 8,3 Miliar, Sebagian Sudah Dibayar
- BI Batalkan Peluncuran Payment ID 17 Agustus, Fokus Uji Coba Hingga 2026
- Demo Besar di Pati Tuntut Bupati Mundur, DPRD Bentuk Pansus Pemakzulan
- Aktivis Perempuan, Salmah Hidayani Desak Penegakan Hukum dan Perlindungan Korban dalam Kasus Peleceh
- Kisah anak SD tolak gadget tapi lebih pilih taklukan Gunung Rinjani
- Hasil Sinergi, Pembangunan Markas PMI Lebak Dimulai
- Kreatif ! Pemuda Desa Anyar Ubah Sampah Jadi Karya Seni
- Amir Abdul Hadi, Datang Tanpa Ribut, Langkahnya Memberi Perubahan
- Tarian Pacu Jalur Riau Viral di Dunia, Gekrafs: Potensi Besar Bangkitkan Ekonomi Lokal
Trump dan Putin Bertemu di Alaska Bahas Ukraina, Disambut Flyover Bomber B-2 dan Jet Tempur F-35
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Alaska, 15 Agustus 2025, untuk membahas perdamaian Ukraina. Pertemuan bersejarah ini disambut flyover pesawat B-2 stealth bomber dan jet F-35, namun berakhir tanpa kesepaka

ALASKA, URBANFEED - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Joint Base Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska, Jumat (15/8/2025). Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama keduanya sejak 2019 dan menjadi yang pertama bagi Putin di wilayah AS sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Trump mengatakan pertemuan ini merupakan bagian dari upaya serius mengakhiri konflik.
“Kami ingin menghentikan pertumpahan darah ini. Dunia ingin melihat perdamaian, dan saya pikir kita bisa mencapainya,” ujarnya sebelum memasuki ruang pertemuan.
Baca Lainnya :
- Tarian Pacu Jalur Riau Viral di Dunia, Gekrafs: Potensi Besar Bangkitkan Ekonomi Lokal0
- Bentuk Dukungan ke Polri, Syah Creative Kolaborasi di HUT Ke-79 Bhayangkara0
- Bagian 1 - Pusat Bantuan Gaza Berubah Jadi “Perangkap Maut”: Dunia Internasional Desak Mekanisme Ind0
- Iran Hentikan Kerja Sama dengan PBB Terkait Pengawasan Nuklir0
- Miguel Uribe Turbay Ditembak Saat Kampanye, Dalam Kondisi Kritis di Rumah Sakit Bogotá0
Sambutan Megah dengan Flyover Pesawat Bomber
Kedatangan Putin disambut dengan prosesi militer yang mencolok. Karpet merah terbentang di landasan, barisan jet tempur F-22 berjejer di lokasi, dan momen puncak diwarnai flyover pesawat pembom siluman B-2 diiringi empat jet tempur F-35.
Trump menilai sambutan ini sebagai simbol kekuatan sekaligus sinyal keterbukaan. “Kami menunjukkan kekuatan kami, tapi juga tangan terbuka untuk berdialog,” katanya.
Putin, yang terlihat tersenyum saat menyaksikan flyover, mengaku terkesan. “Itu pertunjukan militer yang mengesankan,” ujarnya singkat kepada wartawan.
Pembicaraan Tertutup Tiga Jam
Pertemuan berlangsung hampir tiga jam dalam format tiga lawan tiga. Trump didampingi Sekretaris Negara Marco Rubio dan utusan khusus, sedangkan Putin hadir bersama Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan penasihat Yury Ushakov.
Usai pertemuan, Trump menyebut diskusi berjalan positif. “Kami membuat kemajuan besar, tetapi tidak ada kesepakatan sampai semuanya disetujui,” tegasnya. Ia menambahkan, “Presiden Zelenskyy akan sangat menentukan dalam keputusan akhir ini.”
Putin juga memberikan pernyataan singkat. “Ada pemahaman di antara kami. Tapi ini bukan saatnya mengumumkan detail,” ucapnya.
Reaksi Internasional dan Dampak Diplomatik
Ukraina dan sejumlah pemimpin Eropa menanggapi hati-hati hasil pertemuan ini. Seorang pejabat Uni Eropa yang enggan disebut namanya mengatakan, “Kami khawatir akan adanya kesepakatan yang dibuat tanpa partisipasi penuh Kyiv.”
Sementara itu, analis politik Rusia menilai penyambutan megah di Alaska memberi keuntungan citra bagi Putin. “Ini adalah momen PR besar bagi Kremlin,” kata Dmitry Soloviev, pengamat kebijakan luar negeri di Moskow.
Langkah Selanjutnya
Kedua pemimpin sepakat melanjutkan pembahasan di tingkat diplomatik dan membuka peluang pertemuan lanjutan. Trump menyatakan, “Kita akan bertemu lagi, mungkin lebih cepat dari yang banyak orang pikirkan.”
Putin menutup dengan nada optimistis. “Jika ada kemauan, akan ada jalan menuju perdamaian,” katanya sebelum meninggalkan Alaska. (MIN)
