TEHERAN, URBANFEED - Pemerintah Iran secara resmi menghentikan sebagian besar bentuk kerja sama teknis dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), lembaga pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik kawasan. Langkah ini dinilai sebagai respons langsung atas serangan udara terbaru Israel dan dianggap sebagai bentuk protes terhadap apa yang disebut Iran sebagai “standar ganda” dunia internasional, minggu (15/6/2025).

Dalam pernyataan resminya, otoritas nuklir Iran menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi memberikan informasi terkait langkah-langkah perlindungan (safeguards) terhadap fasilitas dan material nuklir kepada IAEA. Ini mencakup penghentian pemberitahuan soal pembangunan fasilitas baru, modifikasi centrifuge, dan pengayaan uranium di situs-situs seperti Natanz dan Fordow.

Baca Lainnya :

• Lagi! Mahasiswa UNIBA Demo Kampus 0
• Miguel Uribe Turbay Ditembak Saat Kampanye, Dalam Kondisi Kritis di Rumah Sakit Bogotá0
• Miguel Uribe Turbay Ditembak Saat Kampanye, Dalam Kondisi Kritis di Rumah Sakit Bogotá0
• index0
• admin0

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran menyebut bahwa keputusan ini masih berada dalam kerangka hukum Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), namun menolak bentuk pengawasan yang dianggap “melampaui mandat legal.”

Sementara itu, IAEA dalam laporan terbarunya menyatakan kekhawatiran atas terus bertambahnya jumlah uranium yang diperkaya di atas ambang batas kesepakatan nuklir 2015. Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyebut tindakan Iran sebagai pelanggaran serius terhadap kewajiban internasional.

Langkah ini juga dibarengi dengan keputusan Iran untuk menangguhkan seluruh bentuk negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat. Seorang pejabat senior Iran menyatakan bahwa “tidak ada ruang” untuk dialog diplomatik saat ini, terutama karena keterlibatan AS dalam mendukung serangan Israel yang disebut menargetkan infrastruktur strategis Iran.

Analis keamanan menilai sikap Iran sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan internasional yang kian meningkat, sembari memperkuat posisi tawar di tengah dinamika konflik regional yang belum mereda.

PBB dan negara-negara Uni Eropa telah menyerukan Iran untuk kembali bekerja sama dengan IAEA dan menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat memicu krisis nuklir baru di Timur Tengah. (MIN)