- Bagian 1 - Pusat Bantuan Gaza Berubah Jadi “Perangkap Maut”: Dunia Internasional Desak Mekanisme Ind
- Iran Hentikan Kerja Sama dengan PBB Terkait Pengawasan Nuklir
- Lagi! Mahasiswa UNIBA Demo Kampus
- Miguel Uribe Turbay Ditembak Saat Kampanye, Dalam Kondisi Kritis di Rumah Sakit Bogotá
- Miguel Uribe Turbay Ditembak Saat Kampanye, Dalam Kondisi Kritis di Rumah Sakit Bogotá
- Rusia Gempur Ukraina Barat, Kota Lutsk Jadi Sasaran Serangan Balasan Besar-Besaran
- Perampokan Sadis di Serang: Ibu Tewas, Ayah Ditemukan dalam Karung, Anak Selamat
- Jutaan Lebah Madu Kabur Usai Truk Terguling di Washington
- Roadshow To Campus JDIH Provinsi Banten Jadi Bukti Komitmen Terhadap Keterbukaan Ruang Publik
- Pegawai Bank Indonesia Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri dari Helipad Gedung BI
Trump Vs Eropa memanas, Tarif alkohol terancam naik 200%

JAKARTA, URBANFEED - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald
Trump mengancam akan mengenakan tarif impor sebesar 200% untuk minuman
beralkohol asal Eropa. Ancaman ini disampaikan Trump sebagai tanggapan atas
pembalasan Uni Eropa terhadap pengenaan tarif baja dan aluminium yang dikeluarkan
AS sebelumnya.
Melansir dari CNN, Jumat (14/3/2025), sebelumnya Trump sempat memberlakukan
tarif masuk atas komoditas baja dan aluminium dari Eropa sebesar 25%. Sebagai
balasan, Uni Eropa kemudian memberlakukan tarif masuk sebesar 50% untuk produk
minuman beralkohol dari AS pada Rabu (12/3) kemarin.
Selain itu Komisi UE juga mengeluarkan paket kebijakan balasan lain senilai 26
miliar euro atau Rp 462,22 triliun (kurs Rp 17.778/euro) atas pengenaan tarif
untuk barang-barang dari Amerika termasuk kapal, bourbon, dan sepeda motor.
Langkah-langkah tersebut akan berlaku pada April 2025 mendatang.
Atas pengenaan tarif impor dan berbagai kebijakan balasan
inilah Trump kemudian mengancam akan memberlakukan tarif 200% atas produk
minuman beralkohol dari Eropa. Perihal ini disampaikan langsung oleh Trump
dalam sebuah posting di Truth Social.
"Jika Tarif ini tidak segera dicabut, AS akan segera mengenakan Tarif 200%
pada semua ANGGUR, SAMPANYE, & PRODUK ALKOHOL YANG BERASAL DARI PRANCIS DAN
NEGARA-NEGARA LAIN YANG DIWAKILI UE. Ini akan menjadi hal yang bagus untuk
bisnis Anggur dan Sampanye di AS," kata Trump dalam unggahannya itu.
Melihat kondisi ini, industri minuman beralkohol Amerika
mengatakan bahwa mereka bersiap menghadapi dampak dari tarif pembalasan
tersebut. Menurut mereka jika pertikaian dagang terus memanas, produsen minuman
keras AS mungkin harus berhadapan dengan pembalasan yang lebih besar.
Baca Lainnya :
- Model Asal Rusia Ini Tewas Kesetrum iPhone Saat Mandi0
- Oppo A15s Resmi Meluncur dengan Helio P35, Ini Harganya0
- 401XD IT Project by BlackRose0
- Cara Repsol Honda Jaga Kepercayaan Diri Marquez0
- Kalahkan Federer, Djokovic Juara Wimbledon0
Di sisi lain menurut data Departemen Perdagangan AS, Prancis
adalah eksportir anggur teratas Negeri Paman Sam dengan mengirimkan produk
senilai US$ 2,5 miliar atau Rp 40,99 triliun (kurs Rp 16.398/dolar AS) pada
2024 lalu. Kemudian ada Italia berada di posisi kedua, mengirimkan anggur
senilai US$ 2,3 miliar atau Rp 37,71 triliun ke AS tahun lalu.
Bagi kedua negara, anggur termasuk barang utama yang mereka ekspor ke AS.
Karena itulah Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin kemudian
mengatakan negaranya akan melawan kebijakan perang dagang yang dilakukan oleh
Trump.
"Kami tidak akan menyerah pada ancaman dan akan selalu melindungi industri
kami," tulisnya dalam sebuah posting di media sosial X.
Sementara itu juru bicara perdagangan untuk Komisi UE, Olof Gill, meminta AS
untuk segera mencabut tarif baja dan aluminium yang sudah diberlakukan
sebelumnya. Baru setelah itu kedua belah pihak bisa melakukan negosiasi lebih
jauh.
"Kami ingin bernegosiasi, untuk menghindari tarif di masa mendatang,"
katanya.
"Mereka tidak menghasilkan apa-apa selain
hasil yang merugikan semua pihak, dan kami ingin fokus pada hasil yang
menguntungkan semua pihak," tambahnya. (MIN)
